Skip to main content

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA: TEKNIK NON TES (OBSERVASI)

A.    Definisi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secarasistematis terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.[1]
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran di kelas,  tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran, perilaku pesertra didik pada saat shalat jama’ah di musholla sekolah, ceramah-ceramah keagamaan, upacara bendera, ibadah shalat taraweh dan sebagainya.

Observasi dapat dilakukan baik secara partisipatif (participant observation) maupun non partisipatif (nonpartisipant observation). Observasi dapat pula berbentuk observasi eksperimental (experimental observation) yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi buatan atau berbentuk observasi yang dilakukan dalam situasi yang wajar (nonexperimental observation). Pada observasi berpartisipasi, observer ( dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan penilaian, seperti: guru, dosen dan sebagainya) melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observe (dalam hal ini peserta didik yang sedang diamati tingkah lakunya, seperti murid, siswa, mahasiswa dan sebagainya) sedangkan pada observasi nonpartisipasi, evaluator berada “di luar garis”, seolah-olah sebagai penonton belaka.
Pada observasi eksperimental di mana tingkah laku yang diharapkan muncul karena peserta didik dikenai perlakuan (treatment) atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang, sedangkan pada obervasi yang dilaksanakan dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana karena observasi semacam ini dapat dilakukan secara sepintas lalu saja.

B.     Cara Mendesain
Instrumen yang Digunakan dalam Melakukan Observasi
Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, yaitu checklist, rating scale, anecdotal record, catatan berkala, dan mechanical device.
a.       Check list, merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan faktor- faktor yang akan diamati.
b.      Rating scale, merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan- tingkatannya.
c.       Anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh responden.
d.      Mechanical device, merupakan alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa- peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden.

C.     Cara Menilai
Teknik menilai non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Pada umumnya, teknik penilaian itu untuk menilai kepribadian anak seutuhnya, sehingga bersifat komprehensif. Artinya, penilaian nontes ini digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu atau kelompok yang neliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dll. Observasi sebagai penilaian hasil belajar mengajar dipandang tepat untuk mengevaluasi proses belajar yang mencakup psikomotor, sehingga biasanya digunakan untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat ketrampilan, ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun buatan.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai tingkah laku siswa pada waktu belajar mengajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, tingkah laku siswa ketika mengikuti uoacara bendera dll. Selain hal tersebut, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan kondisi kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peseta didik, gubungan sosial peserta didik dengan pendidik, dan perilaku sosial lainnya.
Melalui observasi, dapat diketahui sikap dan perilaku peserta didik, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, baik yang bersifat individu maupun kelompok. Teknik penilaian observasi sebagai penilaian harus dilakukan pada saat proses pendidikan berlangsung disekolah. Pendidik tidak perlu terlalu formal dalam memperlihatkan tingkah laku siswa, tetapi cukup mencatat gejala secara teratur gejala dan tingkah laku yang ditunjukan oleh pesrta didik.
Dengan mencatat tingkah laku dan ekspresi peserta didik secara wajar,  teknik observasi menjamin proses pengukuran dan evaluasi itu tanpa merusak atau menganggu proses dalam kegiatan belajar mengajar baik secara individu maupun kelompok.
Dalam penilaian observasi biasanya dikelompokan dalam hasil pengamatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan aspek yang diamati sesuai dengan kebutuhan atau data yang diinginkan. Berikut adalah contoh pedoman observasi dalam bentuk bebas tanpa menentukan terlebih dahulu aspek-aspek tingkah laku untuk mengamati partisipasi peserta didik dalam kelompok :     
Aspek yang dimati
Hasil pengamatan
Keterangan
Tinggi
Sedang
Rendah
1. Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah




2. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain




3. Mengerjakan tugas yang diberikan




4. Motivasi dalam mengerjakan tugas




5. Toleransi dan mau menerima pendapat peserta didika lainnya




6. Tanggung jawab sebagai anggota kelompok





Tabel diatas merupakan contoh cara penilaian dalam teknik non tes observasi. Adapun aspek yang diamati berdasarkan kebutuhan indikator-indikator yang akan dinilai dengan hasil pengamatan dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif[2].
D.    Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan observasi :
a.       Data observasi diperoleh secara langsung di lapangan, yakni dengan cara melihat dan mengamati kegiatan atau ekspresi peserta didik dalam melakukan sesuatu, sehingga dengan demikian data tersebut dapat lebih bersifat obyektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik menurut keadaan yang senyata-nyatanya.
b.      Data hasil observasi dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu peserta didik; dengan demikian maka di dalam pengolahannya tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kecakapan atau prestasi belajar mereka.
Kelemahan observasi :
a.       Observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar. Guru yang tidak atau kurang memiliki kecakapan atau keterampilan dalam melakukan observasi, maka hasil observasinya menjadi kurang dapat diyakini kebenarannya. Untuk menghasilkan data observasi yang baik, seorang guru harus mampu membedakan antara apa yang tersurat dengan apa yang tersirat.
b.      Kepribadian (personality) dari observer atau evaluator juga acapkali mewarnai atau menyelinap masuk ke dalam penilaian yang dilakukan dengan cara observasi. Prasangka-prasangka yang mungkin melekat pada diri observer (evaluator) dapat mengakibatkan sulit dipisahknnya secara tegas mengenai tingkah laku peserta didik yang diamatinya.
c.       Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkap “kulit luar”nya saja. Adapun apa-apa yang sesungguhnya terjadi di balik hasil pengamatan itu belum dapat diungkap secara tuntas hanya dengan melakukan observasi saja. Karena itu observsi harus didukung dengan cara-cara lainnya, misalnya dengan melakukan wawancara.[3]

E.     Contoh Soal
Contoh Soal-Soal Observasi :
 Bacalah paragraf berikut dengan seksama!
(1)Pemandangan di pantai Putri membuat siapa saja merasa tentram. (2) Tampak pasir putih, ombak yang tenang, serta laut yang biru. (3) Tak heran banyak orang yang bergerak berjalan-jalan ke tengah pantai. (4) Demikian juga sejumlah pemuda bersenda gurau bereneng di pantai itu. (5) Tiba-tiba ada yang berteriak, Hiuu! (6) Sejumlah pemuda itu tadi lari kesana kemari.
1. Kalimat yang membuat tidak koheren pargraf diatas terdapat pada nomor …
a.       1
b.      2
c.       3
d.      4
e.       5
Jawaban : e. 5
(1) Indahnya objek wisata Pangandaran yang terletak di Jawa Barat. (2) Berpantai landau sesekali diterpa ombak yang berkejaran gulung-menggulung. (3) Objek ini banyak diminati wisatawan lokal dan mancanegara. (4) Alamnya diperindah oleh hutan disekitarnya dan beberapa gua. (5) Di hutan itu berkeliaran monyet jinak menyongsong wisatawan yang dating sembari meminta makanan, laksana Ubud dan Sangeh di pulau Bali.
2. Kalimat sumbang dalam paragraph deskriptif diatas terdapat pada nomor …
a.       1
b.      2
c.       3
d.      4
e.       5
Jawaban : e. 5
3.  Kata berimbuhan “ me - i “ yang bermakna kuasatif terdapat pada kalimat …
a.       Tidak baik melukai saudara kandung
b.      Anak-anak sedang menyamuli buku
c.       Ayah sedang mengaliri lading palawijaya
d.      Ibu lupa menggarami sayur masakannya
e.       Painah memberitai temannya tentang kejadian tempohari di rumah angker
Jawaban : a. Tidak baik melukai saudara kandung
4. Pasangan kata berikut ini yang merupakan pasangan berantonim adalah …
a.       pria x wanita , maju x mundur , muka x belakang
b.      sebenarnya x sesungguhnya , sebaiknya x seharusnya, baik x buruk
c.       pandai x bodoh, benar x  betul, suka x duka
d.      memilah x memisah , gelap x terang, menggolongkan x menjeniskan
e.       mau x tidak mau, bersih x kurang bersih , suka x tidak suka
Jawaban : a. pria x wanita , maju x mundur , muka x belakang
5. Binatang dapat di bagi menjadi vetebrata dan invetebrata, makna dari invetbrata adalah …
a.       binatang yang mempunyai tulang
b.      binatang  yang tidak mempunyai tulang
c.       tumbuhan yang bergerak
d.      tumbuhan yang tidak bergerak
e.       binatang yang tidak mempunyai tulang belakang
Jawaban : b. binatang  yang tidak mempunyai tulang



[1] Anas Sujino, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindo, 1996), hlm  76-77
[2] Nanda pramana Atmaja, Evaluasi Belajar Mengajar, ( Jogjakarta : Diva Press, 2016) hlm 193-194
[3] Teknik Tes dan Teknik Non Tes Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar, hal. 81-82

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Lempeng Bumi dapat Bergerak ?

Lempeng tektonik dapat bergerak karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel sebagai sumber asli dari energi yang menggerakkan lempeng tektonik. kelebihan kepadatan litosfer samudera yang membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan lempengan. Pada waktu pembentukannya, litosfer samudera pada mulanya memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan karena terjadinya pendinginan ( cooling down ) dan penebalan. Besarnya kepadatan litosfer yang lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan penggerak-pergerakan lempengan. Kelemahan astenosfer memungkinkan lempengan untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi.  Dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam...

Pendekatan dan Metode Dalam Pengajaran Remedial

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Peserta didik   adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik merupakan tunas penerus bangsa yang tentunya memerlukan pendidikan yang berkualitas. Dalam pendidikan, pendidik harus mampu memahami kharakteristik dari peserta didik, agar pendidik dapat memilih metode apa yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi berarti dan tepat sasaran kepada peserta didik, serta sesuai dengan tujuan umum belajar yaitu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching

Pelaksanaan remedial teaching merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar yang dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut: 1.       Penelaah kasus kembali dan permasalahannya. Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus akan dapat di tentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Dengan adanya Remedial Teaching, pendidik dapat mengetahui: