Skip to main content

Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching

Pelaksanaan remedial teaching merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar yang dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1.      Penelaah kasus kembali dan permasalahannya.
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus akan dapat di tentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Dengan adanya Remedial Teaching, pendidik dapat mengetahui:

a.      Kekurangan serta kelemahan yang dialami siswa pada masing-masing bidang studi
b.      Gambaran yang lebih spesifik mengenai karakteristik dan permasalahan kasus
c.       Gambaran yang lebih spesifik mengenai fasibiltas alternative tindakan remedial yang akan direkomendasikan.
2.      Menentukan alternative tindakan
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui alternative tindakan yang akan dilakukan adalah dengan menentukan karakteristik kasus yang akan ditangani tersebut. Karakteristik  kasus dapat diklasifikasikan menjadi :
a.      Kasus ringan yaitu kasus yang terjadi jika siswa belum mnemukan cara belajar yang baik
b.      Kasus cukup yaitu kasus yang terjadi jika siswa telah mampu menemukan pola belajar namun belum dapat berhasil karena mimiliki hambata psikologis
c.       Kasus berat yaitu kasus yang terjadi jika siswa belum memiliki cara belajar yang baik, namun juga memiliki hambatan emosional.
Jika karakteristik telah ditentukan, maka tindakan yang pemecahannya harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Pada kasus ringan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan Remedial Teaching dengan metode yang sesuai kebutuhan siswa. Namun jika kasus cukup dan berat maka siswa harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan layanan konseling terlebih dahulu agar dapat diketahui bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional dan psikologis siswa tersebut.
            Dalam mengambil keputuan dan tindakan harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut
a.      Factor efektivitas yaitu ketepatan tercapainya tujuan Remedial Teaching
b.      Factor efisiensi yaitu meminimalisir tenaga, biaya, dan wktu yang digunakan dalam Remedial Teaching , namun dapat mengoptimalkan hasil belajar.
c.       Factor kesusilaan dengan jenis masalah , sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
3.      Layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi
Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling bertujuan agar siswa yang memiliki hambatan dalam belajar seperti hambatan psikologis dan emosional dapat menghadapi kegiatan belajar secara wajar  Bimbingan ini dapat dilakukan oleh guru BK, psikolog, atau psikiater. Langkah ini mungkin dapat dilakukan oleh guru jika kondisi kasus tersebut memungkinkan, tetapi jika kondisinya di luar kemampuan guru, maka dapat diserahkan kepada pihak yang lebih kompeten.
Kasus yang mungkin dapat dilakukan oleh guru tanpa melibatkan layanan konseling antara lain
a.      Kurang motivasi siswa dan minat belajar
b.      Sikap negative siswa terhadap guru
c.       Kebiasaan belajar yang salah
d.      Ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya
4.      Pelaksanaan Remedial Teaching
Langkah ini merupakan kegiatan inti dari Remedial Teaching setelah pra-kondisi diselesaikan. Seperti yang telah diuraikan bahwa sasaran Remedial Teaching adalah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Ada beberapa bentuk yang dapat diberikan dalam Remedial Teaching adalah sebagai berikut :
a.      Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu
b.      Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih sesuai dengan kemampuan siswa
c.       Meminta tutor teman sebaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajarnya.
5.      Mengadakan pengukuran prestasi belajar pada Remedial Teaching
Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang bersangkutan. Remedial Teaching dikatak berhasil jika siswa telah dapat mencapai apa yang telah direncanakan dalam kegiatan Remedial Teaching. Untuk mengetahui hal itu, dapat dilakukan dengan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan tes seperti pada proses belajar mengajar yang biasanya.
6.      Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah sebelumnya kemudian diidentifikasi dengan membandingkan dengan kriteria seperti pada proses belajar yang biasa dilakukan. Berikut adalah kemungkinan dari hasil identifikasi:
a.  Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan
b.      Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan
c.       Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalm hal prestasi
Rekomendasi yang kemungkinan dapat dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil identifikasi adalah sebagai berikut :
a.      Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program yang selanjutnya
b.      Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya diserahkan pada pembimbing untuk diadakan pengayaan

c.       Bagi kasus ketiga (3) perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui  letak kelemahan Remedial Teaching , untuk selanjutnya diadakan ualangan dengan alternative yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Lempeng Bumi dapat Bergerak ?

Lempeng tektonik dapat bergerak karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel sebagai sumber asli dari energi yang menggerakkan lempeng tektonik. kelebihan kepadatan litosfer samudera yang membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan lempengan. Pada waktu pembentukannya, litosfer samudera pada mulanya memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan karena terjadinya pendinginan ( cooling down ) dan penebalan. Besarnya kepadatan litosfer yang lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan penggerak-pergerakan lempengan. Kelemahan astenosfer memungkinkan lempengan untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi.  Dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam...

Pendekatan dan Metode Dalam Pengajaran Remedial

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Peserta didik   adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik merupakan tunas penerus bangsa yang tentunya memerlukan pendidikan yang berkualitas. Dalam pendidikan, pendidik harus mampu memahami kharakteristik dari peserta didik, agar pendidik dapat memilih metode apa yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi berarti dan tepat sasaran kepada peserta didik, serta sesuai dengan tujuan umum belajar yaitu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.